-->

Mimpi-mimpi Misterius Membawanya Masuk Islam

- 19.43

Kisah Muallaf - Beliau ini adalah pria keturunan Tionghoa lahir di Pontianak, 1958 . Sehari-harinya bekerja sebagai penjual mie  di sekitar Masjid Lautze , Pasar Baru Jakarta. Namanya Ahui memeluk Islam pada tahun 2001 silam dimasjid depan kiosnya. 
Setelah jadi mualaf, Ahui mengubah namanya menjadi Muhammad Abdul. Dia mengaku sama sekali tak pernah terbesit dalam pikirannya untuk menjadi muslim. Ia dahulu memang tak pernah peduli dengan yang namanya agama, apa pun agama itu. Bagi dia kehidupan itu hanyalah tidur, bangun, makan, minum dan mencari duit sebanyak-banyaknya.

Ia sungguh tak menyangka sikapnya itu mampu diubah oleh sesuatu yang selama ini dia anggap remeh, yakni mimpi. Ia mengaku memutuskan menjadi muslim karena mendapat petunjuk berupa mimpi misterius.

Suatu malam sekitar tahun 1997 dia bermimpi seolah olah berada disebuah ruangan besar yang sedang menggelar pengajian dan ia termasuk yang mengikuti pengajian didalamnya. Mulanya ia mengabaikan, tapi ternyata mimpi-mimpi lain yang berkaitan dengan islam muncul berulang kali.

Lalu di tahun 1998 ia lagi lagi bermimpi soal Islam. Anehnya, sang istripun juga mengalami mimpi mimpi yang serupa. Sebelum mendiang istrinya meninggal, ia menceritakan tentang mimpinya di mana ia ikut dalam sebuah pengajian, dan kemudian dia diberi hadiah sebuah Alquran. Tetapi saat hendak keluar dari pengajian tersebut, Kitab Alquran yang ia pegang terjatuh dan terbelah dua.

Ahui mengaku kalau selama satu tahun dua bulan dia tidak bisa tidur sebelum berkumandangnya adzan subuh. Seperti ada bisikan-bisikan ditelinganya. Akhirnya pada tahun 2001 ia membulatkan tekad dan mengucapkan syahadat dengan mantab. 

Setelah memeluk islam, Ahui yang masih diliputi rasa penasaran dengan bisikan bisikan yang dialaminya dulu bertanya kepada kepada ulama pembimbingnya. Kata pembimbingnya, itu adalah suara orang mengaji.

Sebelum menjadi muslim, Ahui mengatakan, kehidupannya sangat buruk dan tetpuruk didera kemiskinan. Apalagi setelah istrinya meninggal. Tapi setelah menjadi muallaf kehidupan Ahui perlahan lahan berubah semakin baik. Ia semakin bersemangat dan mampu bangkit dari keterpurukan.

“Islam memberi cahaya terang, membantu saya bangkit,” katanya. Tak ada niatan sedikit pun baginya untuk meninggalkan islam. Baginya hidupnya yang paling sempurna adalah berada dalam ajaran agama Islam.(suaranetizen.com)




Advertisement

 

Start typing and press Enter to search