Sundel Bolong, Pocong dan Arwah Gentayangan dalam pandangan Islam
Mungkin dalam benak kita pernah bertanya-tanya, "Benarkah hantu pocong, mak lamper, sundel bolong, Nyi Blorong itu benar-benar ada...Kok kayaknya hanya ada di Indonesia saja. Di Cina tidak ada, adanya Vampire. Di Amerika tidak ada, adanya Drakula ?
Banyak masyarakat yang masih beranggapan apabila orang yang matinya tidak wajar misalnya gantung diri, diperkosa, dibunuh, atau tabrakan maka arwahnya akan gentayangan selama beberapa hari, bahkan meminta sesuatu agar arwahnya bisa tenang, bila tidak dituruti dia mengancam akan datang lagi dan menghantui keluarganya serta masyarakat.
Apakah benar anggapan diatas ?
Artikel ini akan mencoba membahas fakta yang sebenarnya.
Orang yang telah meninggal ketika arwahnya keluar dari jasad maka arwah tersebut akan berada disuatu tempat sesuai dengan derajat dan amal orang yang bersangkutan, berikut rinciannya :
1. Arwahnya para Nabi berada di syurga dengan menikmati segala kenikmatan yang ada didalamnya.
2. Arwah para syuhada' ( Orang yang mati syahid ) bertempat di perut burung hijau yang beterbangan di syurga sambil menikmati makanan dan minuman surga.
3. Arwah orang mukmin yang selama hidup taat dan banyak berbuat kebaikan bertempat di taman surga tetapi belum bisa menikmati hidangan surga melainkan hanya bisa menikmati pemandangannya.
4. Arwah orang mukmin yang banyak berbuat durhaka diruang antara langit dan bumi.
5. Arwah orang yang kafir (Tidak beriman kepada Allah) berada pada perut burung berwarna hitam di suatu tempat bernama Sijjin yang keberadaannya dilapisan bumi ketujuh. Ditempat itu mereka disiksa dengan siksaan yang sangat mengerikan.
Rasulullah Sholallohu 'alaihi wasallam pernah bersabda :
لا عدوى ولا طيرة ولا هامة ولا صفر
(HR Bukhari dan Muslim)
Dalam hadist tersebut Beliau mengatakan tidak ada arwah gentayangan.
Redaksi hadits tersebut menggunanakan nafi pada lafadz (لا هامة) yang mengindikasikan bahwa fenomena arwah orang mati gentayangan tidak terjadi. Hadist tersebut sesuai dengan ayat Al Quran ini :
"Allah memegang jiwa (orang) ketika matinya dan (memegang) jiwa (orang) yang belum mati di waktu tidurnya; maka Dia tahanlah jiwa (orang) yang telah Dia tetapkan kematiannya dan Dia melepaskan jiwa yang lain sampai waktu yang ditentukan. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi kaum yang berpikir" (QS. 39:42).
Imam Al Qurthuby menafsiri ayat ini dengan mengutip beberapa pendapat ulama pakar Ahli tafsir :
mengatakan bahwa : Saat seseorang tidur akan dapat terjadi perjumpaan antara ruhnya dengan ruh-ruh orang yang sudah mati, keduanya saling mengutarakan keadaan masing-masing, dan saat keduanya hendak kembali ke jasad mereka masing-masing, Allah SWT menahan ruh orang yang telah mati dan melepas ruh orang yang masih hidup. Sehingga sangat mustahil arwah ORANG MATI yang berada dalam genggaman Allah dan menjalani ketentuannya masing-masing akan gentayangan dalam wujud hantu.
mengatakan bahwa : Saat seseorang tidur akan dapat terjadi perjumpaan antara ruhnya dengan ruh-ruh orang yang sudah mati, keduanya saling mengutarakan keadaan masing-masing, dan saat keduanya hendak kembali ke jasad mereka masing-masing, Allah SWT menahan ruh orang yang telah mati dan melepas ruh orang yang masih hidup. Sehingga sangat mustahil arwah ORANG MATI yang berada dalam genggaman Allah dan menjalani ketentuannya masing-masing akan gentayangan dalam wujud hantu.
Dari keterangan tempat keberadaan arwah setelah berpisah dari tubuh dan dalil dalil yang berhubungan dengannya, maka pendapat paling logis tentang fenomena hantu diatas adalah bahwa arwah gentayangan atau hantu merupakan penjelmaan dari JIN (Jin Qorin).
Jin Qorin adalah Jin yang keberadaannya selalu menyertai kita, jin ini dekat dengan kita dari sejak lahir hingga kematian kita. Jin Qorin ini sangat paham dengan kebiasaan dan kepribadian orang yang disertainya sehingga sangat wajar jika Qorin bisa menjawab hal-hal yang bersifat pribadi dan rahasia serta sanggup meniru wajah, gaya dan perilaku orang yang disertainya dengan sangat detail.
Rasulullah sholallohu 'alaihi wasallam mengabarkan tentang keberadaan Qorin ini :
"Tidaklah seorangpun dari kalian kecuali telah ditetapkan Jin yang menyertainya" (HR.Muslim dan Ahmad)
Dan bukti kalau arwah gentayangan atau hantu itu adalah jelmaan Jin berdasarkan apa yang tersiraat dalam hadist Nabi berikut :
"Jin ada tiga kelompok, ada yang memiliki sayap dan bisa terbang, ada yang menyerupai ular, dan ada yang bisa berjalan dan bergerak (seperti manusia).(HR. Tabroni).
Imam Az-Zuhaily menerangkan bahwa golongan jin yang ketiga inilah yang biasanya menjelma dan menampakkan diri dalam wujud hantu apalagi jin memang diberi kemampuan untuk menjelma dalam wujud yang beraneka ragam.
Adapun mengenai arwah orang yang wafat dengan tidak wajar akan gentayangan selama 40 hari memang memiliki relevansi kebenaran jika yang dimaksud adalah arwah orang-orang ahli maksiat, tapi kendati demikian arwah tersebut tidak menjelma dalam wujud hantu dan juga tidak terbatas dalam waktu 40 hari saja akan tetapi mereka menempati ruang antara bumi dan langit dan dalam waktu yang dikehendaki oleh Allah Azza wa Jalla.
Jadi kalau kita melihat penampakan pocong, mis kunti, sundel bolong yang wajahnya mirip dengan orang yang telah meninggal maka itu adalah jin yang menjelma (Membo membo : jawa).
Wa Alloohu A'lamu bi as-Showaab
Referensi : Sab'ah Kutub al-Mufiidah 186, Anwaar al-Buruuq 2/227, Tafsiir Al-Qurthuuby 15/260, Faidh al-Qadiir 1/111-112, I'aanah at-Thaalibiin 2/107
Terima kasih telah membaca artikel ini. (Bianginfo)
Advertisement