SuaraNetizen.com ~ Sebanyak 10 awak kapal Tongkang Anand 12 yang berkewarganegaraan Indonesia (WNI) disandera kelompok wahabi Abu Sayyaf saat melintas di melintas di perairan Filipina pada Sabtu (26/3/2016) lalu.
Informasi yang diperoleh detikcom, kapal itu diserang kemudian awak kapal dan muatan dibawa. Diduga ke-10 awak kapal dibawa ke Pulau Basilan atau Sulu dengan boat milik kelompok Abu Sayyaf.
Kesepuluh awak kapal berkewarganegaraan Indonesia itu adalah:
1. Peter Tonsen Barahama. Alamat Batu Aji, Batam.
2. Julian Philip. Alamat Tondang Utara, Minahasa.
3. Alvian Elvis Peti. Alamat Priok Jakarta Utara.
4. Mahmud. Alamat Banjarmasin Kalimantan Selatan.
5. Surian Syah. Alamat Kendari Sulawesi Tenggara.
6. Surianto. Alamat Gilireng Wajo Sulawesi Selatan.
7. Wawan Saputra. Alamat Malili Palopo.
8. Bayu Oktavianto. Alamat Delanggu Klaten.
9. Rinaldi. Alamat Makassar.
10. Wendi Raknadian. Alamat Padang Sumatera Barat.
Menteri Luar Negeri Retno Lestari Priansari Marsudi mengatakan pihaknya akan berusaha membebaskan para WNI yang menjadi sandera tersebut. Keselamatan para sandera itu akan diprioritaskan.
"Sekali lagi prioritas Kami adalah keselamatan 10 WNI yang masih disandera," kata Retno Marsudi dalam konferensi pers di kantornya, Pejambon, Jakarta, Selasa (29/3/2016).
Retno belum mengetahui kapan persisnya kapal tug boat Brahma 12 dan kapal tongkang anand 12 dibajak. Laporan masuk pada 26 Maret ada informasi penyerangan dan penyanderaan. Tug Boat Brahma 12 sudah dilepaskan dan diamankan kepolisian Filipina.
Namun 10 awak kapal dibawa dan disandera. Belum diketahui di mana posisi awak kapal itu. Kabarnya penyandera meminta tebusan 50 juta peso Filipina atau sekitar Rp 15 miliar.
"Dalam komunikasi melalui telepon kepada perusahaan pemilik kapal, pembajak/penyandera menyampaikan tuntutan sejumlah uang tebusan. Sejak tanggal 26 Maret, pihak pembajak sudah 2 kali menghubungi pemilik kapal," ujar Retno. (Detik)