SuaraNetizen.com - Kebocoran data milik perusahaan hukum, Mossack Fonseca mengaitkan nama sejumlah figur penting dan pemimpin dunia dengan skandal korupsi, penghindaran pajak dan manipulasi kegiatan finansial yang dikenal dengan nama Panama Papers.
Salah satu pemimpin negara yang ikut terseret dalam skandal tersebut adalah Raja Arab Saudi, Salman bin Abdulaziz al-Saud.
Menurut dokumen Panama Papers, pemimpin Dinasti Saud yang naik tahta pada Januari 2015 itu menggunakan offshore di Virgin Island, Inggris untuk membeli dan menghilangkan hipotik rumah mewahnya yang terletak di London.
Laporan yang dilansir dari Royal Central, Selasa (5/4/2016), menyebutkan total hipotik yang dialihkan dari penggunaan perusahaan tersebut mencapai USD34 juta atau sekira Rp449 miliar.
Peran sang raja sendiri tidak disebutkan secara detail dalam bocoran dokumen terbesar dalam sejarah itu dan hanya dikaitkan dengan hipotik dan aset yang dia miliki melalui offshore tersebut.
Pemerintah Arab Saudi sendiri, belum memberikan tanggapan atau penjelasan mengenai keterlibatan Raja Saudi dengan skandal Panama Papers ini.
Skandal Panama Papers yang dipublikasikan oleh surat kabar Jerman Suddeutsche Zeitung pada akhir pekan lalu mengungkap kepemilikan perusahaan offshore dan shell company atau perusahaan fiktif milik para pemimpin negara, politisi, dan sosok populer dunia.
Perusahaan-perusahaan semacam ini banyak digunakan untuk praktik pencucian uang, penghindaran pajak, dan menyembunyikan transaksi finansial, sehingga kepemilikannya mengundang kecurigaan.
Sampai saat ini, Panama Papers telah menyeret nama 72 kepala negara dan mantan kepala negara yang diduga terlibat praktik semacam ini.© Okezone.com
Advertisement