Tahapan ISIS Menginvasi Indonesia Tahun 2017
JAKARTA - Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Said Aqil Siradj mengaku memiliki sejumlah informasi terkait gerak-gerik gerakan Islamic State Iraq and Syiria atau Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) di Tanah Air.
Salah satunya tentang rencana organisasi ekstrem itu untuk menginvasi Indonesia pada 2017 mendatang.
"Memang ada agenda ISIS akan masuk ke Indonesia secara massif 2017. Pada 2022 mereka harus sudah mendirikan khalifah (pemimpin sentral) umat Islam seperti zaman Abu Bakar, Umar bin Khatab, Usman bin Affan dan Ali bin Abi Thalib itu," tutur Said usai menggelar konfrensi pers di kantornya di Jalan Salemba Raya Jakarta, Kamis 14 Januari 2016.
Berdasarkan informasi itu, Said pun mengaku tidak heran apabila ada WNI yang kemudian bergabung dengan ISIS. (Baca juga: Ini Sepak Terjang Sosok yang Diduga Otak Bom Sarinah)
Dia mengatakan PBNU telah mengingatkan pemerintah tentang tentara ISIS yang dalam bahasa arabnya disebut Khatibah Nusantara.
"Ini batalion Nusantara dari ISIS. Yang beberapa namanya sudah tercatat oleh pihak keamanan dan intel," kata Said.
Dia pun mengajak semua pihak untuk berupaya menggagalkan agenda mereka karena mengancam pedamaian di Tanah Air.
"Mudah-mudahan agenda mereka merusak Indonesia dapat kita gagalkan," katanya. -(sindonews.com )
ISIS INVASI INDONESIA
Oleh: Denny Siregar
Laporan Ketum PBNU KH Said agil siradj bahwa ISIS akan meng-invasi Indonesia di tahun 2017, memang tidak bisa dianggap enteng.
Banyaknya warga Indonesia yang bergabung dengan ISIS di Suriah, dan kembalinya mereka ke negara ini adalah sesuatu yang dikhawatirkan. Sel-sel pendukung mereka juga sudah siap di sini, hanya mereka sekarang hibernasi menunggu sinyal yang tepat.
Indonesia sebagai negara berpenduduk muslim terbanyak di dunia adalah wilayah yang cocok sebagai satelit ISIS di Asean. Dengan menguasai Indonesia, maka ISIS akan mudah mengontrol Asean.
Indonesia sebenarnya sudah dikurung oleh 13 pangkalan militer AS.
“Sama seperti saat Irak akan digempur melalui persiapan Operation of Enduring Freedom, dimana saat ini Indonesia sama juga “sudah terkurung” seperti Irak, oleh pangkalan-pangkalan AS yang berada di Christmas Island, Cocos Island, Darwin, Guam, Philippina, Malaysia, Singapore, Vietnam hingga kepulauan Andaman dan Nicobar beserta sejumlah tempat lainnya.”~ Connie Rahakundini Bakrie, pengamat Pertahanan dan Militer dari Universitas Indonesia.
Dan cara AS masuk untuk menguasai wilayah Indonesia, lebih mirip dengan yang mereka lakukan di Suriah daripada di Irak. Indonesia akan dibuat chaos (konflik) dulu dengan isu sektarian seperti Islam-Kristen, Sunni-Syiah, Islam-Hindu utk Bali dan juga isu politik pro dan kontra Presiden. Selain itu gerakan separatis untuk memerdekakan wilayahnya masing2 akan didanai dan diperkuat.
Fanatisme2 terhadap golongan, komunitas, bendera dll sedang dibangun melalui media sosial. Ketika fanatisme itu sudah mencapai titik didihnya, baru dibenturkan.
Sesudah terbentur, masuklah ISIS dengan nama yang berbeda, sama seperti di bentuknya FSA dan Jabht al nusra di Suriah. Dan disini, di Indonesia, banyak sekali organisasi radikal Islam yang berkembang. Mereka akan memanaskan chaos (konflik) di wilayah2, biasanya dimulai dari perbatasan seperti di Sumatera, Kalimantan dan Papua.
Chaos2 itu akan membakar wilayah perbatasan dan terus masuk ke tengah, ke kota2. Jawa akan jadi sasaran akhir mereka karena biasanya pertahanan terkuat ada di sekitar ibukota negara.
Ketika chaos itu, masuklah AS dan sekutunya, biasanya melalui NATO. Alasan mereka ingin membantu Indonesia menangani terorisme, padahal sebenarnya mereka malah memperkuat terorisme dengan mengirimkan suplai militer. Persis seperti di Suriah.
Penolakan Indonesia terhadap aliansi militer Saudi untuk memberantas terorisme, sebenarnya bukan tidak mempunyai dampak. Saudi dan aliansinya akan semakin memperparah situasi di Indonesia. Itu seperti seseorang yang bilang "rumah lu bisa kebakaran", trus dia melempar api ke rumah dan berkata, "bener kan, rumah lu kebakaran ? Lu ga mau gabung ma kita orang sih.."
Saudi jelas kecewa berat pada Indonesia, karena tujuan dia membangun aliansi adalah memperkuat pengaruhnya di timur tengah. Dan yang mereka anggap "teroris" adalah Iran dan Yaman.
Jadi, Indonesia yang awalnya non blok sulit untuk tidak mengambil kaki di satu blok, blok AS, Saudi dan koalisi mereka atau blok Rusia, China dan koalisi mereka. Karena ketika sendirian tidak punya teman, maka akan mudah sekali diterkam.
Tulisan ini bukan untuk membuat takut, tapi supaya kita waspada terutama untuk yang tinggal di perbatasan, siap2 menerima benturan yang sangat keras.
Lebih aman memang bergabung dengan NU dan Muhammadiyah untuk yang muslim, karena kedua organisasi besar ini sudah teruji nasionalisme mereka daripada organisasi2 yang baru tumbuh bak cendawan.
Saya sudah merasakan panasnya api Suriah di Indonesia seperti panasnya air kopi di dalam cangkir.
Siap untuk diseruput..