Ali Sadikin adalah gubernur terbaik yang pernah memimpin Jakarta. Ada kisah menarik tentang ketegasan beliau membenahi ibu kota.
SuaraNetizen.com ~ Saat menjadi gubernur Ali Sadikin dikenal keras kepala dan tegas. Karena alasan itu lah Presiden Soekarno mempercayai Ali membenahi ibu kota. Ali juga ringan tangan terhadap mereka yang main-main dalam bekerja.
Ceritanya, Bang Ali meninjau sebuah proyek. Ternyata pembangunan proyek itu macet lantaran kontraktor terlambat memasok semen. Ternyata direktur perusahaan itu melanggar kontrak. Harusnya dia mengirim semen langsung dari pabriknya, bukan dari grosir atau tangan ketiga.
Bang Ali minta agar direktur perusahaan pemasok semen itu dipanggil. Pada panggilan pertama dan kedua, direktur itu mangkir. Baru pada panggilan ketiga sang direktur hadir. Orangnya ternyata masih muda.
Bang Ali bertanya kenapa sampai terlambat, jawabannya berbelit-belit dan tidak jelas. Bang Ali pun naik pitam. Plak! Dia menampar direktur itu. Tidak cukup sekali, Bang Ali menamparnya tiga kali. Plak! Plak! Plak!
"Saya marah sekali, saya tempeleng dia tiga kali. Barulah dia berjanji akan segera memenuhi kontraknya. Benar juga, pada hari berikutnya kiriman semen sudah masuk ke proyek," kata Bang Ali. Demikian ditulis dalam memoar Bang Ali karya Ramadhan KH.
Pernah juga Bang Ali kesal sama seorang sopir yang membawa truk seenaknya di jalur cepat Jalan By Pass (sekarang Jl Ahmad Yani), Jakarta Utara. Gerah dengan ulah sopir itu, Bang Ali yang dalam perjalanan menuju upacara di Menteng Wadas, memerintahkan sopirnya untuk mengejar truk tersebut.
Setelah sempat menolak berhenti, sopir tersebut akhirnya meminggirkan truknya di pinggir jalan. Dengan setengah berteriak, Bang Ali menyuruh sopir truk itu turun. "Truk siapa ini?" tanya Bang Ali. "Truk ALRI Pak," jawab sang sopir.
Setelah bertanya-tanya sebentar, Bang Ali langsung menampar sang sopir itu. Telapak tangan Bang Ali tepat mendarat di pipi anggota militer itu.
"Kalau bawa muatan berat, apa boleh jalan di tengah?" tanya Bang Ali. Sebelum sopir menjawab, satu tamparan lagi mengenai pipinya. Plak!
"Jadi ABRI jangan sembarangan!" kata Bang Ali lagi, sebelum naik ke kendaraannya.
©Merdeka.com