Jakarta – Pernyataaan-pernyataan kontroversial yang dilontarkan Donald Trump, akhirnya berbalik ke dirinya sendiri. Baru-baru ini, Calon Presiden Amerika Serikat (AS) dari kubu Partai Republikan tersebut telah merilis sebuah video permintaan maaf atas komentar-komentarnya yang berbau seksual saat diwawancarai oleh sebuah stasiun TV.
Menurut The Guardian, Jumat (7/10), sebuah rekaman video menunjukkan sosok Trump yang doyan menggoda perempuan. Bahkan dalam sesi wawancara tersebut, Trump juga tak jarang melontarkan komentar-komentar yang melecehkan perempuan.
Wawancara tersebut memang dilakukan pada tahun 2005, tetapi apa yang dikatakan oleh Trump saat diwawancarai oleh Billy Bush, bisa jadi akan merusak reputasi yang tengah ia bangun jelang Pemilihan Presiden AS pada bulan November mendatang.
“Saya mencoba mengajaknya untuk berhubungan badan. Ia memang sudah menikah,” ujar Trump kepada Billy Bush dalam rekaman tersebut sembari menambahkan kata-kata, “Bila Anda adalah seorang bintang, maka mereka akan mengizinkan Anda. Anda bisa berbuat apa saja.”
Tersebarnya video tersebut membuat sebagian besar masyarakat AS marah. Tak hanya itu, bahkan Partai Republikan pun dikabarkan sempat mengecam keras pernyataan Trump yang merendahkan kaum perempuan. Trump pun akhirnya meminta maaf lewat sebuah video yang ia rilis di akun Twitter pribadinya.
“Siapapun yang mengenal saya tahu bahwa kata-kata itu tidak menggambarkan diri saya. Saya memang mengatakannya. Saya bersalah. Saya meminta maaf. Saya tidak pernah mengatakan bahwa saya adalah orang yang sempurna,” ujar Trump dalam video tersebut.
Meski begitu, Trump juga memanfaatkan kesempatan yang ada untuk lagi-lagi menyerang kandidat presiden Hillary Clinton. Trump dalam video yang sama menyebut bahwa pasangan Bill dan Hillary Clinton sebagai dua orang yang sebenarnya memiliki dosa lebih besar daripada dirinya.
“Saya memang mengatakan hal-hal bodoh, tapi ini berbeda dengan orang-orang yang memang melakukan tindakan bodoh. Bill Clinton terbukti melakukan tindak kekerasan pada seorang perempuan dan Hillary telah menyerang, mempermalukan, dan mengintimidasi korban-korbannya,” tukas Trump.
Trump sendiri kini tengah kerepotan. Pasalnya, dirinya harus menyusun kembali strategi baru untuk menghadapi debat calon presiden yang akan mempertemukan kembali dirinya dengan Hillary Clinton. Perlunya strategi baru tersebut adalah untuk menghindari kekalahan, seperti yang ia alami di debat perdana, akibat tak siap dengan penjelasan-penjelasan program miliknya. (Kriminalitas)